Thursday, August 25, 2016

Apa Itu Sianida? dan Apa Saja Efeknya Pada Tubuh?

Pada pertengahan Januari 2016, masyarakat digegerkan oleh berita kematian seorang wanita bernama Wayan Mirna Salihin (27 tahun), setelah ia meminum es kopi Vietnam di salah satu café di Grand Indonesia.

Berdasarkan hasil penyelidikan dan otopsi yang dilakukan pihak berwenang, diketahui adanya zat yang bersifat korosif menempel di bagian organ tubuh korban. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan bahwa sampel yang diminum korban mengandung zat yang diduga sianida.

Apa itu sianida?
Sianida atau Natrium Sianida (NaCN), merupakan bahan kimia berbentuk kristal kubus atau serbuk, granule, tidak berwarna hingga putih, berbau seperti almond. Jika kering tidak berbau, tetapi jika menyerap air berbau sianida.

Bahan kimia ini berakibat fatal bila terhirup atau tertelan. sianida menyerang semua jaringan sehingga tidak terjadi pertukaran oksigen atau disebut mengalami hipoksia yakni kekurangan oksigen dalam jaringan.

Dilansir dari Kompas.com, Spesialis Jantung RS Bunda, Dr. Dicky Armein Hanafy mengatakan,"Sianida merupakan racun paling mematikan yang merusak sistem saraf sentral dan sistem saraf otot."

Sianida banyak digunakan sebagai insektisida dan mitisida, atau untuk fumigasi dan digunakan untuk mengekstraksi emas dan perak di pertambangan.

Bahan kimia ini juga mudah untuk terhirup. Ketika dilarutkan atau dibakar, ia melepaskan zat yang sangat beracun, yakni hidrogen gas sianida.

Efek terhadap kesehatan
Dilansir dari situs resmi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Indonesia, paparan sianida dalam jangka pendek dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan selaput lendir. Jika konsentrasinya lebih dari 5 mg/m3, kabut sianida alkali dapat menyebabkan luka dan pendarahan pada hidung. Jika terserap dalam jumlah yang cukup, dapat terjadi efek sistemik, sebagaimana halnya pada paparan tertelan jangka pendek.

Terpapar senyawa  sianida dalam konsentrasi rendah dengan jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan penurunan selera makan, sakit kepala, kelemahan, mual, pusing dan gejala iritasi pada saluran pernafasan bagian atas. 

Menelan Sianida dalam dosis yang sangat besar dapat mengakibatkan kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, seringkali disertai kejang dan kematian, umumnya dalam jangka waktu 1 – 15 menit.

Konsentrasi yang lebih rendah dapat mengakibatkan korosi pada selaput lendir lambung, bau amandel yang tidak enak pada nafas, rasa terbakar, rasa tercekik pada tenggorokan, erupsi noda bintik pada wajah, pengeluaran air liur, mual dengan atau tanpa disertai muntah, kegelisahan, rasa bingung, pusing, perasaan gamang, rasa lemah, sakit kepala, denyut nadi cepat, palpitasi, kekakuan pada rahang bagian bawah, dan opisthotonos, Laju dan kedalaman pernafasan umumnya meningkat pada awalnya, dan kemudian menjadi lambat dan terengah-engah.

Selain itu, juga dapat menyebabkan pengeluaran urin diluar kemauan serta diare. Pada tahapan kejang-kejang, dapat diikuti dengan kelumpuhan. Bola mata dapat menonjol keluar dan manik mata dapat menjadi tidak reaktif. Kerusakan terhadap saraf optik dan retina, serta kebutaan kemungkinan dapat terjadi. Mulut dapat berbusa, yang terkadang disertai darah, merupakan indikasi terjadinya edema paru.

Jika kematian terjadi, biasanya dalam jangka waktu 4 jam dan dapat disebabkan karena terhentinya fungsi sistem pernafasan atau anoreksia pada jaringan. Gejala lain dapat meliputi nyeri dada, bicara tidak teratur, dan tahapan stimulasi pada susunan saraf pusat yang bersifat sementara yang disertai hypernea dan sakit kepala.

Sedangkan jika menelan senyawa sianida dalam konsentrasi amat rendah dengan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan penurunan selera makan, sakit kepala, kelemahan, mual dan pusing.

Bagaimana Cara Sianida menghabisi nyawa Wayan "MIRNA" Salihin?
Zat arsenik berupa sianida, bisa menghilangkan nyawa seseorang dengan mudahnya. Hal tersebut yang menimpa Wayan Mirna Salihin (27), usai menyeruput kopi khas Vietnam yang di dalamnya terkandung zat berbahaya tersebut.

Kabid Dokkes Polda Metro Jaya, Kombes Musyafak membenarkan hal tersebut. Apabila masuk ke tubuh seseorang, zat ini dengan mudahnya menggerogoti sistem pernapasan manusia dalam waktu hitungan menit

"Sianida ini cukup cepat berdifusi dengan jaringan di sel tubuh, dalam waktu 15 detik pun bisa masuk di sel tubuh," ujar Musyafak kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (3/2/2016).

Memasuki tiga menit, sianida mulai mempengaruhi sistem pernapasan. Alhasil, di detik-detik itu orang akan merasa kesulitan bernapas karena sianida telah merampas oksigen di dalam tubuh.

"Dalam waktu 3 menit bisa mempengaruhi frekuensi dari pernapasan secara cepat dan dangkal. Karena reaksi dari sianida itu tubuh memerlukan oksigen yang banyak, sehingga cepat menganggu pernapasan," bebernya.

Kemudian, 8-10 menit berikutnya, sianida mulai merambat ke otot jantung. Disitulah, aktivitas di bagian jantung mengalami gangguan yang bisa menyebabkan kematian. Diketahui, usai menyeruput kopi yang mengandung sianida, tubuh Mirna tampak kejang-kejang.

Musyafak mengaku, itu merupakan respon tubuh saat mengetahui keberadaan sianida. Tak hanya kejang, bahkan terkadang bisa sampai koma akibat adanya otot-otot yang kaku.

"Dampaknya itu bisa kejang, bisa sampai koma, karena sianida ini kan memblok oksigen yang dikasih sel-sel tubuh, sehingga sel tubuh kekurangan oksigen dan itu berbahaya untuk sel otak," pungkasnya.

Sebenarnya, pertolongan pertama yang bisa dilakukan kepada seseorang yang tak sengaja terkena sianida yaitu membawa ke tempat terbuka sehingga ia bisa menghirup udara bebas. Sayang, saat itu Mirna tak mendapat hal tersebut.

Mirna Adalah Korban Pembunuhan "Extra Ordinary"
Begitu banyak komentar di media sosial mengenai kematian Wayan Mirna Salihin, korban pembunuhan menggunakan zat beracun Sianida. Banyak pula komentar tersebut yang merendahkan makna dari tragedi yang menimpa wanita tersebut.

Bahkan ada yang menulis, "Memangnya siapasih Mirna itu, sampai diekspos seperti itu". Tak sedikit menyatakan kematian Mirna tak pantas mendapat liputan yang dianggap mereka berlebih, bukan pahlawan, bukan pejabat, ataupun orang ternama.

Menurut saya, pembunuhan yang terjadi pada Wayan Mirna Salihin termasuk "Extra Ordinary" alias diluar kebiasaan dari tindak pembunuhan biasa.

Tindakan meracun Mirna dengan sianida, yang mengakibatkan perempuan tersebut kehilangan nyawa 6 Januari lalu, terjadi di ruang publik, lingkungan keramaian, di Olivier Cafe, West Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat. 

Suatu bentuk penegasan dan pernyataan terbuka dari siapapun pelakunya. Tidak seperti umumnya, alih-alih membunuh tersebunyi, namun eksekusi tindakan dilakukan di muka umum.

Ketika pertama kali muncul, kasus ini menjadi viral di media sosial. Suatu aksi jenius dari tindak kriminal, yang berhasil ciptakan keresahan, bahkan ketakutan di kalangan netizen.

Menjadi atensi bagi penegak hukum, dalam kacamata bahwa pembunuhan itu terjadi di ibukota negara, di pusat keramaian, pusat perekonomian, dengan metode yang tidak awam yakni penggunaan racun sianida.

Pembunuhan atas Mirna begitu apik, terencana baik, buah kerja kejahatan dari individu atau bahkan mungkin kelompok yang cerdas.

Kejahatan dengan tingkat operasi cerdas bukanlah kejahatan biasa, namun adalah kejahatan "Extra Ordinary". Dalam tingkatan ini, bahkan polisi akan kesulitan mencari motif pembunuhan, tanpa motif maka tidak ada pihak yang dapat dituding bertanggungjawab.

Mirna tewas bukan karena belati apalagi senjata api, namun zat Sianida yang mengalir di pembuluh darahnya. Dalam banyak kasus pembunuhan menggunakan sianida dilakukan secara profesional, dengan sasaran orang penting, lawan politik, maupun musuh negara.

Jauh lebih mudah membeli senjata api ketimbang senyawa racun yang mengandung Sianida. Bahan ini digunakan sangat terbatas dan dengan pengawasan serta ijin dari lembaga negara.

Senyawa mengandung sianida digunakan dalam pertambangan, industri elektronik, perusahaan farmasi, yang dikontrol penuh oleh pemerintah.

Di sini tampak bahwa pelaku pembunuhan Mirna berada dalam level kejahatan yang tinggi. Memiliki kemampuan untuk mengakses zat beracun tersebut, yang dapat saja diperoleh di dalam negeri atau dari luar negeri.

Hal ini benar-benar menjadi sangat berbahaya, apalagi jika penegak hukum tidak bisa mengungkap pembunuh Mirna. Ini akan menjadi contoh, metode baru, dalam aksi kejahatan di masa depan bahwa Sianida menjadi senjata pembunuh yang nyaris sempurna.

Sebagai manusia, mahluk yang dianugerahi empati, tidak pantaslah kita mengkerdilkan pembunuhan yang terjadi pada Wayan Mirna Salihin, apa lagi ini terkait dengan berkembangnya kejahatan pada level kecerdasa yang semakin tinggi.

Seperti kata bijak ilmuan, Albert Einstein, dunia ini menjadi tempat yang berbahaya untuk ditempati, bukan karena orang-orang semakin jahat, namun karena ketidakpedulian untuk merubahnya.

Source : kompasiana.com
Source : news.okezone.com
Source : nationalgeographic.co.id

0 Komentar:

Post a Comment

Visitor

Contact Me

Labels

Naruto (47) Music (45) Info (44) Games (23) Tips n Trick (17) Other (16) Software (16) Karaoke (13) Life (13) Hijrah (4) Ibadah (4) Iklan (4) Hidayah (3) Istiqomah (3) Kehidupan (2) Akhirat (1) Dakwah (1) Fasik (1) Lisan (1) Munafik (1) Ukhuwah (1) Ulama (1) Ustadz (1) Yakin (1)

Followers

Powered by Blogger.